Selasa, 21 Juni 2011

Harap yang tersisa

bertarung melawan keangkuhan diri
kita tahu
tak bisa hidup sendiri
banyak kelemahan..
ketakberdayaan.....
...harus ditopang sesama..
tapi...
diluar sana...
tangan tangan rapuh...
membutuhkan rengkuhan kita..
pada keadaan yang sering tak indah dirasa
selaras meski tak seitama
nada sumbang mengalun..
memainkan kidung harapan..
menyatu menatap asa..
untuk kepentingan sesama
dalam harap yang tersisa....

Duh Gusti

Duh Gusti......
Kenangan indah yang menyakitkan..
masih tersimpan direlung yang dalam..
jauh bersemayam berlindung rapat....
menyertaiku selalu.....
bayanganmu masih lekat dibenakku..
tak kan kulupa...
malam indah yang ingin kulupa...
nyeri.....
apakah kau merasakan juga?
kumaafkan kejadian itu....kumaafkan sayang...
biar kan ku merasakan ini...
sendiri...kan kusimpan sampai nanti

YAA RABB

Yaa Rabb.....
Kau bangunkan aku di sepertiga malamMu,
dengan segala cara Kau panggil aku
tuk tumpahkan rindu, gundah dan segala rasa
Adalah sepertiga malam, 
waktu yang Kau beri kepada hambamu..
dimana Kau luangkan kepada jiwa-jiwa yang rindu tuk bertemu
denganMu, wahai pemilik setiap denyut nadi dan detak jiwa
Jangan sedetikpun Kau tinggalkan aku
Ya Rabb yang Maha Segala
karena aku tak ingin menjadi orang yang tersia-sia

JEJAK KAKI

lunglai langkah ini
menjejakkan kaki dipantai pasir
satu..dua..tiga..empat.....lim
a....
tak terhitung jejak -jejak kaki yang kubuat
kutetap berjalan menuju horison..dilaut tak berujung,,,
Desir-desir menyapu telak kakiku,
menekan langkah dalam jeratnya.
tapi ada cahaya kecil di ujung sana,
entah dimana, tapi sangat terasa jauh, jauh sekali.
Cahaya harapan ...
Lebih tak terjangkau dari puncak cakrawala.
Melintasi ruang waktu yang hampa,
kesanalah aku ingin menuju,
tapi entah apa, atau untuk siapa?

KENAPA?

detak jantung ini....
tak mau diajak kompromi...
kuingin tenang disini...
kuingin tegar melihatmu lagi..
entahlah...
mata itu seolah bicara..
senyummu mengulas misteri..
tuturmu masih sama..santun..
apa yang berubah?
kau masih sama...

kenapa?
Hati tergetar
Suara itu....
Membuatku merasa nelangsa...
Entahlah ...
ada tirai yang membatasi kita
Aku tahu itu..
Tak kan kusibakkan..

KUTERJAGA

Kuterjaga....
Nafas malam mengantarku
Dalam penantian sang fajar
Alunan lembut menyapa
Nikmatnya merasuki jiwa
Indahnya telaga adzan subuh
Ash shalaatu khairum minan nauum…
Bergema.....
Allahu Akbar – Allahu Akbar…
Bentang sajadah di pangkuan-Nya
Sujud dalam tangis do’a

NYERI

nyeriku datang...
tergores pena lembut...
kuingin berbagi rasa...
rasa sakit di hati...
nyeriku datang lagi..
oh....
kenapa...kenapa...
sekelebat bayangmu melewatiku...
hilang..hilang lagi..
kugenggam kau dalam hatiku..
kenapa..kenapa kau jauh..mengilang...
nyeriku datang lagi..
aku tak kuasa menangkapmu lagi
kuingin rengkuhan hangatmu...

...

malam ini.... syahdu nan pekat
bayangmu selalu melintas 
enyahlah...
Namun....
bayang trus menghampiri
kau taburkan bunga rindu
bagai semilirnya bayu..
sejukkan sanubariku…
titik sinar mengiringimu....
mengajakku terbang mengarungi impianku..
tidak...tidak

BERJALAN

berjalan menyusuri pantai 
menapaki pasir putih
jejak demi jejak mengikuti
berjalan..
berjalan...
menuju titik yang tak pasti
deburan ombak yang menjadi saksi
riak-riak gelombang berkejar-kejaran hingga ke tepi
bersahut-sahutan tanpa henti
dan..
kududuk di tepian hati
nyanyian gelombang mengiringi
semilirnya angin laut membelai
ku terdiam
tenggelam bersama langit
semakin hitam
dan kelam!

GALAU

memandang langit...
bintang tiada menampakkan diri
duduk dalam dekapan malam
merasakan belaian udara dingin....
sepi...
jengkerik menidurkan diri
katakpun enggan bernyanyi..
sunyi mengiringi..
pedihnya hati...
gamangnya diri..
menatap hidup semakin rumit..
entahlah...
malam semakin kelam
rasa ini ..
membaur dalam hati...sunyi
bersaing melawan kepingan noktah kelam masa lalu
merenyas pada senyap diseparuh malam
adakah sebias cahaya datang?
Tuk mencanarkan misteri hati...
Sebelum labirin kian berkerak di bumi tuaku
Kuingin...
Kegalauan hati ini...menjadi kedamaian hakiki...

Sabtu, 18 Juni 2011

Merindu



dingin dan hening
diiringi senandung simfoni 
ku menatap malam..
kuingin menyatu..
denganmu disana
belahan jiwaku..
yang menungguku..
rengkuhanmu..
menyelimutiku..terasa hangat
oh..malam..
tunggulah aku....
(dua keping hati
berjibaku tuk berjuang menyatu
wujudkan cinta sejati
disini...disana...
dipisahkan ruang dan waktu)
kutitipkan jiwa sunyi dalam lagumu
karena disini akupun merindu
rindu pada sosok pengisi ruang hampaku
menggeliat..menggelitik
kedalam bilik bilik jantungku
memaksaku memanggilkan nama syahdu ...Kasih
disini aku terdiam dalam sepi..
mencoba menghadirkan sosokmu dalam ingatanku
menari indah dalam melodi
karena kutahu kau pun disana merindukanku

aku ingin mencintaimu dengan sederhana

Sayang, aku ingin mencintaimu dengan sederhana
seperti kata yg tak sempat diucapkan oleh kayu
kepada api yg menjadikannya abu.
Kasih, aku juga ingin mencintaimu dengan sederhana
seperti isyarat yg tak sempat dikirim awan
kepada hujan yg menjadikannya tiada.
~ Note ini digubah dari sebuah quotes Kahlil Gibran.

sepi

Sepi..
Aku hanya berteman sepi
Menikmati indah bayangmu disini
Sendiri..
Ku terperangkap seorang diri
Menyusuri langkah kaki
Dalam lorong gelap tak bertepi
mengharap kau kembali
Disini…
Di hati ini…
Dalam pelukan ku lagi…
memenuhi janji hati....

Tak ingin bersua

Tatap mata itu........
menusuk hati...
pernakah kita bersua?
ketika pagi yang berembun?
ketika surya menyapa hangat?
ketika senja menuju peraduan?
ketika malam pekat?
tidak..kita tidak pernah bertemu
kita tidak saling kenal
atau..
mungkin kita tak ingin ada perkenalan
mungkin kita tidak ingin ada pertemuan
karena..
tiap pertemuan pasti ada perpisahan
aku tak suka itu
berat terasa..
walau cuma sepatah kata Selamat tinggal

Penantian

seandainya..
gemuruh hatiku..bisa bersuara
seandainya 
kau tahu............
hingga detik ini masih berharap
aku tepis segala noda tentangmu
......
penantian mana lagi yang aku tunggu
janji mana lagi yang aku nanti
mengapa ?
tanyakupun tertampar oleh kebisuan yang beku
suarakupun tercekat .....
kusulam lagi helai demi helai asa yang terkoyak
kurajut lagi pola-pola yang tercerai berai
kutata lagi puzzle puzzle kehidupan
hanya..
untaian doa yang tak putus kuurai
bersama hembusan dinginnya malam
yang bisa kupersembahkan padamu
hanya itu.....

belahan jiwaku..

kerikil kerikil tajam mengikuti..
perjalanan hidup ini...
waktu...ruang...
kita melangkah bersama..
menyatukan presepsi yang berbeda...
benar...
hidup saling mengalah..
hidup saling melengkapi..
hidup saling menghargai..
menghilangkan ego..
namun..
tidak mengekang apresiasi..
belahan jiwaku..
engkaulah yang dipilih untukku..
makasih ...
semuanya...

Kesunyian hati

hembusan bayu terasa menusuk
malampun beranjak kelam
purnama enggan menampakkan diri
meong pussyku tak terdengar lagi...
sepi......senyap..
mengiringi suasana hati...
sendiri..
berkalang sepi..
Detak waktu tiada henti
Mengisi ruang di hati
Kesunyian malam ...membawa mimpi
Mimpi yang tak sempat terjadi
Walau tiada pasti
kutetap menanti
disini...
dikesunyian hati

Seraut wajah

seraut wajah ..
tersenyum dibalik awan...
tergambar dalam bayang purnama..
tatap mata itu..
selalu lekat dihati..
seraut wajah...
terpatri dalam jiwa..
mengiringi perjalanan hidup..
kau selalu ada..
bersamaku...

hancur .......

kutak tahu ...
apa yang merasukimu...
kutak tahu...
pikiranmu begitu...
langkah-langkah telah berjalan 
tertatih..tersandung..telah kita lalui bersama..
jalanmu..jalan kita telah seirama..
kenapa...
jalanmu menuju kearah lain..
jalanmu berbelok..dengan angkuhnya
Duh...
tersayat sembilu hati ini..
bagai ditampar disiang bolong..
hancur sudah...
Ya Allah..
aku masih mengingatMu
aku merasa ini ujianMu
Allah mungkin punya rencana
dibalik perpisahan ini..
semoga ini yang terbaik untukku..
untukmu..
untuk semua...

enyahlah

Bintang bersinar di penghujung malam
Mengantar Sang jagad mulai terpejam
Malam semakin kelam..
Mengiringi hati nan remuk redam
Jiwaku.......tercekam
Mengingatmu semalam..
Mengurai kata tanpa perasaan
Mengusikku dengan tanya berkepanjangan
Akankah bintang kembali bergelayut dilangit malam
Ataukah hilang dihempas kelam yang mencekam….
Bah...kau..kau... mahluk terkejam..
Enyahlah dari pikiran..
ah...

benci......

mengingatmu..
terasa perih hati ini
mengingatmu...
mengubah penilaianku ke kamu
mengingatmu...
membuatku membencimu..
benci...
benci...
tak ingin ku bertemu...
walau sekedar basa basi

Nyanyian rindu

di antara gemericiknya hujan
diantara deru mobil depan rumah
diantara meongan pussyku
aku memilih sunyi
menanam hektaran rindu untukmu..
dan...
un tuk kesekian kalinya
aku merasa kau begitu jauh....
meski kita masih saling berteduh
di bawah langit yang sama
jika kau percaya ,,,,,,,,
akan kunyanyikan rindu ini
lewat hujan..lewat angin
lewat sunyi
dan denting malam

Ngilu

hidup...
penuh onak dan duri..
hidup...
hempasan ombak menghantam..
kuberusaha tegar...
keberusaha mengatasinya..
onak,duri,ombak..
tapi..
kusendiri..berdiri disini..
kuatkah kujalani?
dengan tangan sebelah..
dengan hati terbelah...
.....
bisakah kau merubah sikap?
sabar....
keseimbanganku goyah...
berat rasa..
ngilu....

Kasih Ibu ....

Puisi yang menyentuhku.............
pertama kali baca puisi Ratih Sang ini, rasa hati ingin menagis. mencoba membayangkan kembali kasih sayang dan perjuangan ibu dalam membesarkan kita. benar kata lagu yang sering kita nyayikan pada masa kanak-kanak kita ” Kasih ibu sepanjang jalan, tak terkira sepanjang masa, hanya memberi dan tak harap kembali, bagai sang surya menyinari dunia “.
............................
Anakku,…
Bila ibu boleh memilih
Apakah ibu berbadan langsing atau berbadan besar karena mengandungmu
Maka ibu akan memilih mengandungmu…
Karena dalam mengandungmu ibu merasakan keajaiban dan kebesaran Allah

Sembilan bulan nak,… engkau hidup di perut ibu
Engkau ikut kemanapun ibu pergi
Engkau ikut merasakan ketika jantung ibu berdetak karena kebahagiaan
Engkau menendang rahim ibu ketika engkau merasa tidak nyaman, karena ibu kecewa dan berurai air mata…

Anakku,…
Bila ibu boleh memilih apakah ibu harus operasi caesar, atau ibu harus berjuang melahirkanmu
Maka ibu memilih berjuang melahirkanmu
Karena menunggu dari jam ke jam, menit ke menit kelahiranmu
Adalah seperti menunggu antrian memasuki salah satu pintu surga
Karena kedahsyatan perjuanganmu untuk mencari jalan ke luar ke dunia sangat ibu rasakan
Dan saat itulah kebesaran Allah menyelimuti kita berdua
Malaikat tersenyum diantara peluh dan erangan rasa sakit,
Yang tak pernah bisa ibu ceritakan kepada siapapun

Dan ketika engkau hadir, tangismu memecah dunia
Saat itulah… saat paling membahagiakan
Segala sakit & derita sirna melihat dirimu yang merah,
Mendengarkan ayahmu mengumandangkan adzan,
Kalimat syahadat kebesaran Allah dan penetapan hati tentang junjungan kita Rasulullah di telinga mungilmu

Anakku,…
Bila ibu boleh memilih apakah ibu berdada indah, atau harus bangun tengah malam untuk menyusuimu,
Maka ibu memilih menyusuimu,
Karena dengan menyusuimu ibu telah membekali hidupmu dengan tetesan-tetesan dan tegukan tegukan yang sangat berharga
Merasakan kehangatan bibir dan badanmu didada ibu dalam kantuk ibu,
Adalah sebuah rasa luar biasa yang orang lain tidak bisa rasakan

Anakku,…
Bila ibu boleh memilih duduk berlama-lama di ruang rapat
Atau duduk di lantai menemanimu menempelkan puzzle
Maka ibu memilih bermain puzzle denganmu

Tetapi anakku…
Hidup memang pilihan…
Jika dengan pilihan ibu, engkau merasa sepi dan merana
Maka maafkanlah nak…
Maafkan ibu…
Maafkan ibu…
Percayalah nak, ibu sedang menyempurnakan puzzle kehidupan kita,
Agar tidak ada satu kepingpun bagian puzzle kehidupan kita yang hilang
Percayalah nak…
Sepi dan ranamu adalah sebagian duka ibu
Percayalah nak…
Engkau adalah selalu menjadi belahan nyawa ibu…

Ratih Sanggarwati (Ratih Sang)

MELAYANG

sang bayu menyapa...
imajinasiku menari bersama ilalang
fatamorgana kehidupan
tergambar dimensi dua dunia
menyatukan asa ku yang pernah hilang
melebur dalam nyanyian tangisku
di malam yang kelam
ku terbius dalam dekapan mimpi
bersama bintang bintang
menari di ruang yang tak terjamah
Terbias dalam kabut putih
melayang .....
menghilang bagai bayu
tanpa bekas..tapi menyejukkan
Kuat..namun tetap menyapa dengan kelembutan

RAHASIA HATI

sendiri..
menyusuri padang hati 
luas tak terjangkau mata 
tak menghalangi langkah 
'tuk menyibak rahasia hati.
sendiri..
kutetap melangkah...
setapak..demi setapak...
menyusuri dunia maya..
mencari kebahagiaan nyata..
entah...
sampai kutemukan..
rahasia hati..
ah....ah.....

TEGAR

berderet..deret...
menyusun baris 
menyelinap diantaranya..
untuk apa?
menyamakan gerak?
mengikuti irama?
bisakah?
sekian warsa ku tunggu..
di penantian haru biruku..
tatap matamu..
mengekor gerakku..
melirik iramaku..
sudah selaraskah?
keseimbanganku...tergoyah..
tidak..
bukan disini tempatku..
aku tahu diri..
meski menyakitkan

Senin, 06 Juni 2011

tak kulupa..


sejarah kita bersama...
tak kulupa...
masih terawat dalam relung yang dalam...
menemani kejora dalam dada....
kubungkus dalam raga tegar..
mentari senja
erlahan tenggelam
membiaskan cahaya kemerahan
burung camar memekik petang
menangisi mentari pulang, menangisi
kenangan terlukis kembali
kita duduk di tepian,
mendengarkan gemercik mengalir
tak terbendung
darimanakah sumbernya
air mataku pun menderas
kulihat senja perlahan
ingin kutahan kenangan ini
tak akan sempat berlalu
walau sekejap
tak akan kulepaskan
..............


Minggu, 05 Juni 2011

topeng

ya sudahlah...

kita sudahi sandiwara ini
usai sudah
layar sudah ditutup
tidak ada lagi lakon yang dimainkan
tidak ada lakon pengantar mimpi
mimpi kosong...
mimpi menyakitkan..
mengangkatku dalam buaian palsu
dan...
mengempaskanku di jurang dala
akh...akh....akh

Sabtu, 04 Juni 2011

Sunyi

Malam semakin larut
ku terpaku dalam kesunyian
diam ku menatap ilusi kesendirian
Seakan terbiar dalam kehampaan
Jiwaku menjelma ..beku..
Ditemani dinginnya nurani
kurindu kehangatan
berselimut mimpi keindahan
berhiaskan kedamaian hakiki
oh....

penaku....

kugoreskan pena ini

walau kaku dalam ungkapan

kutak bisa menolaknya...

gejolak didada...

mengehentakkan pikiranku.....
sunyi....
malam ini mengiringiku ...
sinar rembulan terasa lembut..
kertas putih berhias bunga indah....
tetap bersih...
penaku tetap kaku...
kertas putih....hanya berhias tetes air...
airmataku yang tak terbendung...
dadaku terasa sesak....